Rabu, 18 Maret 2009

ayam ajaib

Seekor ayam di China menjadi pusat perhatian karena diketahui menempati kandang yang sama dengan anjing dan membantu anjing tersebut membesarkan 3 ekor anaknya yang baru lahir.

Sang pemilik bernama Yang, yang berdomisili di desa Anqian, Fuqing, mengatakan bahwa ayam itu pindah ke kandang anjing tersebut setelah "sahabatnya" melahirkan bulan lalu, demikian lansir Southeast Express.

Sejak itu, ayam tersebut enggan meninggalkan kandang anjing, memilih untuk berada di dalam sepanjang hari dan hanya keluar bila anjing itu menyusui ketiga anaknya.

Yang mengatakan bahwa ayam itu sangat protektif terhadap ketiga anak anjing tersebut dan tak mengijinkan orang asing mendekati kandang.

"Kemungkinan besar ayam tersebut iri dengan anjing kami karena ia tak memiliki anak sendiri, jadi ia berusaha untuk mengambil alih anak-anak yang dilahirkan oleh anjing kami," tutur Yang.

"Sementara anjing itu sendiri kelihatannya sudah membuang gagasan untuk mengusir sang penyusup yang keras kepala itu sehingga ia memutuskan untuk saling berbagi tempat dengan ayam betina yang kini membantunya menjaga bayi anjing."

peti mati bisa di desain sendiri

Sebuah perusahaan pemakaman di Australia meluncurkan serangkaian peti mati ramah lingkungan yang didesain secara personal agar "tempat peristirahatan" jadi lebih pribadi.

Perusahaan LifeArt menawarkan aneka desain yang dibuat menurut pesanan seperti gambar seorang peselancar yang sedang mengejar ombak, pemandangan yang indah atau tim olahraga kesayangan.

Pelanggan dapat mendesain sendiri peti mati yang mereka inginkan atau memilih beberapa desain yang tersedia seperti bentuk not balok, padang rumput di tengah hutan, jalan terbuka, Sydney Harbour Bridge atau gambar koboi yang tengah berkuda dengan latar matahari tenggelam.

Proses produksi peti mati LifeArt dibuat menggunakan bahan enviroboard, sejenis kardus yang memenuhi standar yang ditetapkan untuk industri pemakaman baik untuk kremasi maupun penguburan.

Perusahaan itu mengatakan, ini berarti klien mereka dapat "beristirahat" dengan tenang dalam tempat peristirahatan yang bersahabat dengan alam. Tempat peristirahatan yang dapat dengan cepat terurai dengan alam dan tidak membahayakan dengan sedikit emisi karbon.

minuman soda terbaru dari urine sapi

Gerakan Nasionalis Hindu India mengumumkan tahap final penemuan minuman ringan terbaru yang terbuat dari urine sapi.

Departemen Perlindungan Lembu Rashtriya Swayamsevak Sangh, kelompok nasionalis Hindu terbesar dan tertua di India berada di balik layar pembuatan minuman terbaru tersebut, demikian lansir The Times.

Kepala Departemen Om Prakash mengatakan bahwa minuman yang dinamai "gau jal" atau "air sapi" - sedang dalam masa ujicoba di laboratorium dan akan dipasarkan dalam waktu dekat, mungkin akhir tahun ini.

"Jangan khawatir akan aromanya. Pastinya tak akan seperti aroma urine dan rasanya dijamin lezat," tuturnya. "Kandungan USP yang terdapat di dalamnya akan menyehatkan. Minuman ini tak seperti minuman bersoda lainnya dan sama sekali tak mengandung racun."

Mr Prakash mengatakan bahwa bahan utama minuman tersebut adalah urine sapi yang dicampur dengan herbal, namun ia tak bersedia memberi keterangan lebih jauh mengenai kandungan minuman tersebut hingga diluncurkan secara resmi. Pastinya harga minuman kemasan itu terjangkau dengan kantong konsumen.

Ia optimis minuman baru ini dapat bersaing dengan minuman sejenis seperti Coca Cola dan Pepsi.

"Kami tak takut kalah bersaing karena minuman ini memang enak rasanya," tukasnya. "Kami bahkan berencana untuk mengekspor minuman tersebut."

Minuman ini merupakan percobaan terakhir yang dilakukan oleh RSS untuk membersihkan India dari pengaruh asing dan memajukan ideologi Hindu-nya.

Sapi merupakan hewan keramat bagi umat Hindu dan membunuh hewan tersebut secara semena-mena merupakan pelanggaran di sebagian besar wilayah India. RSS mengklaim bahwa urine sapi dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti penyakit hati, obesitas dan bahkan kanker.

Gerakan itu sempat memfasilitasi pemboikotan terhadap beberapa produk multinasional termasuk Pepsi dan Coca Cola, pada tahun 1994.

tips kecantikan

Menjaga kesehatan dan kecantikan memang seharusnya dari luar dan dalam tubuh. Untuk menjaga dari dalam tubuh, tentu kita harus memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. Kira-kira makanan apa saja ya yang baik untuk menunjang kesehatan dan kecantikan kita? Inilah dia..

Makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh terutama adalah yang mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan.

Pilih makanan bervitamin A, C, D, dan E. Ini bisa didapat dari buah-buahan seperti jeruk, stroberi, alpukat, dan pisang. Juga makanan seperti ikan dan ayam. Sebaliknya, hindari terlalu banak mengkonsumsi makanan berminyak, gula, dan coklat.

Minum air putih sebanyak-banyaknya. Minimal 1,5 liter setiap hari. Dengan demikian tubuh dan kulit tak kekurangan air.

Selain dari dalam, Anda juga dapat menggunakan body lotion. Setiap habis mandi, dan sebelum tidur adalah saat yang tepat. 

Bagaimana? Simple kan? Mulai saat ini mari kita makan makanan sehat untuk kecantikan kulit kita..

tips sehat

Sama seperti tubuh, ternyata otak pun perlu kebugaran. Untuk membuat tubuh jadi bugar mungkin kita dapat melakukan senam atau olahraga. Lantas bagaimana cara membuat otak jadi bugar? Yuk ikuti tips berikut ini..

1. Jaga makanan atau diet. Makanan yang asal-asalan bisa membuat tubuh rusak. Hindari kegemukan karena bisa menyebabkan munculnya penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lainnya.

2. Hindari minum alkohol dan mengkonsumsi narkotika karena bisa meracuni bisa otak.

3. Waspadalah bila Anda memasak menggunakan panci, ketel, atau pembungkus alumunium foil karena alumunium yang berlebih dalam darah bisa menurunkan daya ingat. Selain alumunium, zat besi dan silikon juga bisa meracuni otak.

4. Berolahragalah secara teratur. Kalau tidak memungkinkan, minimal lakukan jalan kaki setiap hari selama 30 menit. Usahakan untuk latihan pernapasan dan melakukan senam otak.

5. Jauhi tempat-tempat yang berpolutan tinggi karena CO (karbonmonoksida) yang terkandung dalam asap mobil bisa meracuni otak.

6. Asah otak, misalnya dengan main catur, bridge, mengisi teka-teki silang, mengajari cucu, mempelajari sesuatu dan mempraktekkannya.

7. Tanggulangi stres dengan baik. Bisa dengan rileksasi, meditasi atau menggeluti hobi.

Sabtu, 14 Maret 2009

LEGENDA

JUDUL:DANAU TOBA

Ini adalah kisah tentang terjadinya Danau Toba. Orang tak akan menyangka, ada kisah sedih dibalik danau yang elok rupawan itu.


Tersebutlah seorang pemuda yatim piatu yang miskin. Ia tinggal seorang diri di bagian Utara Pulau Sumatra yang sangat kering. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan.

Suatu hari, ia memancing dan mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar dan sangat indah. Warnanya keemasan. Ia lalu melepas pancingnya dan memegangi ikan itu. Tetapi saat tersentuh tangannya, ikan itu berubah menjadi seorang putri yang cantik! Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa karena telah melanggar suatu larangan. Telah disuratkan, jika ia tersentuh tangan, ia akan berubah bentuk menjadi seperti makhluk apa yang menyentuhnya. Karena ia disentuh manusia, maka ia juga berubah menjadi manusia.

Pemuda itu lalu meminang putri ikan itu. Putri ikan itu menganggukan kepalanya tanda bersedia.

“Namun aku punya satu permintaan, kakanda.” katanya.

“Aku bersedia menjadi istri kakanda, asalkan kakanda mau menjaga rahasiaku bahwa aku berasal dari seekor ikan.”

“Baiklah, Adinda. Aku akan menjaga rahasia itu.” kata pemuda itu.

Akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang bayi laki-laki yang lucu. Namun ketika beranjak besar, si Anak ini selalu merasa lapar. Walapun sudah banyak makan-makanan yang masuk kemulutnya, ia tak pernah merasa kenyang.

Suatu hari, karena begitu laparnya, ia makan semua makanan yang ada di meja, termasuk jatah makan kedua orang tuanya. Sepulang dari ladang, bapaknya yang lapar mendapati meja yang kosong tak ada makanan, marahlah hatinya. Karena lapar dan tak bisa menguasai diri, keluarlah kata-katanya yang kasar.

“Dasar anak keturunan ikan!”

Ia tak menyadari, dengan ucapannya itu, berarti ia sudah membuka rahasia istrinya.

Seketika itu juga, istri dan anaknya hilang dengan gaib. Ia jadi sedih dan sangat menyesal atas perbuatannya. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tak pernah bisa bertemu kembali dengan istri dan maupun anaknya yang disayanginya itu.

Di tanah bekas pijakan istri dan anaknya itu, tiba-tiba ada mata air menyembur. Airnya makin lama makin besar. Lama-lama menjadi danau. Danau inilah yang kemudian kita kenal sampai sekarang sebagai Danau Toba.

CERITA RAKYAT

JUDUL : SUMUR AJAIB

Dulu... dulu sekali... di sebuah istana di 

Skotlandia tinggalah seorang anak laki-laki bernama James. dia bersahabat 
dengan Julia, gadis cilik anak pelayannya. 
Suatu hari di musim gugur, badai mengamuk 
selama berhari-hari dan kedua anak kecil itu tak dapat bermain di taman. Agar 
mereka tidak bosan ibu Julia mendongeng. 
“ Cerita ini sungguh-sungguh terjadi,” katanya. 
Mereka bertiga duduk di depan perapian yang hangat. 
“Di puncak bukit sana, dekat istana ini,” 
lanjutnya “ada sumur ajaib. Jika kau menjenguk kedalamnya dan memandang airnya 
lama-lama, kau akan melihat pemandangan indah yang tak ada duanya di dunia 
ini.” 
Lalu ibu Julia menceritakan 
pemandangan-pemandangan indah yang katanya dilihat oleh para petani yang 
kebetulan lewat dan menjenguk ke dalam sumr itu. 
James sangat tertarik. Semalaman ia tak bisa 
tidur. Pagi-pagi ia bangun, mendaki bukit kecil, dan mengintip ke dalam air 
sumur yang gelap. Dan... sejak saat itu, tak ada seorangpun yang melihatnya 
lagi. 
Tahun demi tahun berganti. Julia tumbuh 
menjadi gadis cantik, tapi dia tidak melupakan anak lelaki kawan bermainya di 
waktu kecil. Suatu hari dia berjalan-jalan mendaki bukit dan sampai ke sumur 
itu. Dia teringat akan dongeng ibunya. 
“Apakah ini yang disebut sumur ajaib?” pikirnya sambil menatap air kelam di 
dasar sumur. 
Mula-mula dia tidak melihat sesuatu yang aneh, 
tapi sedikit demi sedikit air kelam itu berubah menjadi jernih, seolah-olah ada 
cahaya menyinarinya. 
Gadis itu melihat sebuah taman yang indah, 
istana megah dengan puluhan menara dan beratus-ratus bendera berkibar-kibar. 
Suatu arak-arakan yang terdiri dari para pangeran dan putri-putri anggun keluar 
dari gerbang istana. Paling depan berjalan seorang pemuda yang dikenalnya. 
Ya... Julia mengenalinya. 
“James!” serunya. 
Istana dan taman itu bergoyang. Air sumur 
menggelegak lalu... terlontarlah pemuda itu dari dalam suur. 
James telah kembali setelah sepuluh tahun 
hilang. 
Orang tua James tersenyum sambil menangis 
karena terharu dan bertanya padanya, kemana saja dia selama ini. 
“Aku menatap air sumur ajaib,” kata James “dan 
melihat seorang eri yang cantik sekali. Dia tersenyum padaku. Dipegangnya 
tanganku dan dibimbingnya aku masuk ke dalam sumur. Kami pergi ke sebuah istana 
megahpenuh dengan hadirin anggun yang asyik berpesta. Tapi kuminum anggur dari 
buli-buli terlarang. Kemudian segalana berubah peri cantik itu menjelma menjadi 
perempuan ompong, pangeran-pangeran dan para putri menjadiorang-orang kerdil. 
Semua bertampang seram. Aku terpenjara sampai akhirnya... seorang kawan yang 
setia datang menjenguk ke dalam sumur dan memanggil namaku.” 
Betapa berterimakasihnya James kepada Julia 
dan betapa senangnya dia bisa kembali berkumpul dengan orang-orang yang 
dicintainya. Sudah jera ia. Takkan lagi dia menatap air Sumur Ajaib!.

legenda dari sumatra

judul : LEGENDA ULAR 'NDAUNG

Dahulu kala, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu hiduplah seorang wanita tua dengan tiga orang anaknya. Mereka sangat miskin dan hidup hanya dari penjualan hasil kebunnya yang sangat sempit. Pada suatu hari perempuan tua itu sakit keras.


Orang pintar di desanya itu meramalkan bahwa wanita itu akan tetap sakit apabila tidak diberikan obat khusus. Obatnya adalah daun-daunan hutan yang dimasak dengan bara gaib dari puncak gunung.

Alangkah sedihnya keluarga tersebut demi mengetahui kenyataan itu. Persoalannya adalah bara dari puncak gunung itu konon dijaga oleh seekor ular gaib. Menurut cerita penduduk desa itu, ular tersebut akan memangsa siapa saja yang mencoba mendekati puncak gunung itu.

Diantara ketiga anak perempuan ibu tua itu, hanya si bungsu yang menyanggupi persyaratan tersebut. Dengan perasaan takut ia mendaki gunung kediaman si Ular n’Daung. Benar seperti cerita orang, tempat kediaman ular ini sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon sekitar gua itu besar dan berlumut. Daun-daunnya menutupi sinar matahari sehingga tempat tersebut menjadi temaram.

Belum habis rasa khawatir si Bungsu, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dan raungan yang keras. Tanah bergetar. Inilah pertanda si Ular n’Daung mendekati gua kediamannya. Mata ular tersebut menyorot tajam dan lidahnya menjulur-julur. Dengan sangat ketakutan si Bungsu mendekatinya dan berkata, “Ular yang keramat, berilah saya sebutir bara gaib guna memasak obat untuk ibuku yang sakit. Tanpa diduga, ular itu menjawab dengan ramahnya, “bara itu akan kuberikan kalau engkau bersedia menjadi isteriku!”

Si Bungsu menduga bahwa perkataan ular ini hanyalah untuk mengujinya. Maka iapun menyanggupinya. Keesokan harinya setelah ia membawa bara api pulang, ia pun menepati janjinya pada Ular n’Daung. Ia kembali ke gua puncak gunung untuk diperisteri si ular.

Alangkah terkejutnya si bungsu menyaksikan kejadian ajaib. Yaitu, pada malam harinya, ternyata ular itu berubah menjadi seorang ksatria tampan bernama Pangeran Abdul Rahman Alamsjah.

Pada pagi harinya ia akan kembali menjadi ular. Hal itu disebabkan oleh karena ia disihir oleh pamannya menjadi ular. Pamannya tersebut menghendaki kedudukannya sebagai calon raja.

Setelah kepergian si bungsu, ibunya menjadi sehat dan hidup dengan kedua kakaknya yang sirik. Mereka ingin mengetahui apa yang terjadi dengan si Bungsu. Maka merekapun berangkat ke puncak gunung. Mereka tiba di sana diwaktu malam hari.

Alangkah kagetnya mereka ketika mereka mengintip bukan ular yang dilihatnya tetapi lelaki tampan. Timbul perasaan iri dalam diri mereka. Mereka ingin memfitnah adiknya.

Mereka mengendap ke dalam gua dan mencuri kulit ular itu. Mereka membakar kulit ular tersebut. Mereka mengira dengan demikian ksatria itu akan marah dan mengusir adiknya itu. Tetapi yang terjadi justru kebalikannya. Dengan dibakarnya kulit ular tersebut, secara tidak sengaja mereka membebaskan pangeran itu dari kutukan.

Ketika menemukan kulit ular itu terbakar, pangeran menjadi sangat gembira. Ia berlari dan memeluk si Bungsu. Di ceritakannya bahwa sihir pamannya itu akan sirna kalau ada orang yang secara suka rela membakar kulit ular itu.

Kemudian, si Ular n’Daung yang sudah selamanya menjadi Pangeran Alamsjah memboyong si Bungsu ke istananya. Pamannya yang jahat diusir dari istana. Si Bungsu pun kemudian mengajak keluarganya tinggal di istana. Tetapi dua kakaknya yang sirik menolak karena merasa malu akan perbuatannya.

DONGENG SEBELUM TIDUR

DONGENG BLACK BEAUTY'S

Dahulu kala, hiduplah seorang puteri cantik dan cerdas di sebuah negeri Takada. Dia memerintah negerinya dengan bijak. Rakyatnya begitu mencintainya, mereka hidup makmur di bawah kepemimpinan sang putri cantik. Kecantikan dan kecerdasannya terkenal ke seluruh pelosok negeri. Burung-burung yang melintas di depannya kerab terantuk pohon atau dinding karena terpesona dengan paras ayu sang putri.


 

Suatu hari, putri cantik memungut seekor burung Gereja yang berdarah karena terantuk dinding. Dengan penuh kasih dia mengobati burung itu sambil mendendangkan lagu cinta.

“Oh kekasih, pulanglah sebelum senja diporak-porandakan malam

bawakan aku segelas madu yang tak kan habis

oleh tumpahan bintang,

nyalakan selalu pagi untukku 

agar burung Gereja cantik ini tak bosan bernyanyi untukku.”

 

Dari lirik lagu yang dinyanyikan sang putri, si burung gereja menebak kalau sang putri tangah jatuh cinta. Dia pun berhayal..andai saja ia bisa menjelma menjadi pangeran tampan, ia berjanji akan melimpahkan kebahagiaan bagi sang putri cantik. Mencintainya utuh selama hidupnya. Tapi kemudian air matanya menetes. 

Sang putri begitu cantik, cerdas, dan bijaksana. Dia begitu dicintai rakyatnya.. apa mungkin ia akan jatuh cinta pada jelmaan seekor burung Gereja? Burung Garudalah yang lebih layak. Pikirnya setengah putus asa.

 

Putri itu menyadari derai air mata si burung yang menetes di tangan lembutnya.

“Wahai burung yang cantik, apa gerangan yang membuatmu menangis? Terlalu kuatkah aku mengikatkan kain kasa di sayapmu?” tanyanya khawatir.

Burung mungil yang tampak tak berdaya itu menghela nafas.

“Tidak, Yang mulia. Hamba hanya berdoa agar tuan puteri segera bertemu sang kekasih. Yang mampu membawakan segelas madu yang tak kan habis oleh tumpahan bintang.”

Ucapnya kelu.

“Hahaha..kau ada-ada saja, burung Cantik...sekarang yang terpenting adalah membuatmu terbang lagi. Kembali ke kumpulanmu. Tapi terima kasih akan doamu.” Tawanya yang renyah di awal kalimat menghilang di kalimat kedua. Ada segurat duka di mata indahnya.

“Maafkan hamba yang yang mulia. Maafkan jika perkataan hamba membuat Yang mulia bersedih..” burung Gereja itu merasa bersalah.

“Taukah kau, duhai bururng Cantik? Negeri Takada ini milikku dan rakyatku. Juga milikmu dan semua yang hidup di tanah Takada... Ah..lupakan saja..aku tak boleh mengeluh.. bukankah memang tak ada hidup yang sempurna. Sekarang istirahatlah...” putri itu berlalu setelah menempatkan burung Gereja itu dalam keranjang empuk.

 

Begitu lah mereka bertemu. Setelah hari itu, si burung Gereja yang terluka dan retak sayapnya mengendap-endap pulang di malam itu. Tertatih ia berlari ke kuil di samping istana. Siang dan malam ia berdoa agar berubah wujud menjadi pangeran tampan di atas Pegasus yang mampu membuat sang putri bangga dan dicintanya. Utuh, selamanya. Di malam ke 101, keajaiban itu datang...

Tiba-tiba burung Gereja itu menjelma menjadi Pangeran tampan yang dimimpikannya, seekor pegasus gagah menunggunya di luar kuil. Segera ia mamacu Pegasus putih bersih itu ke istana untuk melamar pujaan hati dengan luapan kebahagiaan dan syukur.

Setelah menunggi beberapa lama dengan perasaan gundah, akhirnya putri cantik itu keluar menemuinya.

Pangeran tampan tertegun sesaat, sama ketika ia melihatnya pertama kali. Ketika sayapnya patah, berdarah, pagi itu.

“Ada apa Anda ingin bertemu?” tanyanya datar menggigilkan hati sang pangeran tampan itu. 

“Hamba ingin mengarungi hidup bersama, Paduka.” Jawabnya gemetar dan mulai tertunduk.

“Maksudmu?” puri itu menyingkap cadar tipis yang menggelantung di depan wajahnya. Tampaklah tanda lahir yang memaruh wajahnya jadi merah dan putih. Putri itu tak secantik cerita, putri itu tak secantik mimpinya, putri itu tak seperti saat itu... ketika sayapnya patah.

“Mengapa, terdiam Pangeran? Apa Pangeran keliru dengan ucapan, Pangeran?” Putri ta secantik ceritanya itu menurunkan kembali cadarnya dan duduk di singgasananya dengan penuh percaya diri.

“Tidak, Yang Mulia, Hamaba ingin menua bersama Paduka.” Kini pangeran itu tak kalah percaya diri dengan kata-katanya. Seisi ruangan menatap tak percaya. Mana mungkin Pangeran setampan dia mau menikahi putri tak cantik lagi? Pikir mereka mengiba.

“Tidak ada yang salah dengan kata-kata hamba. Hamba yakin dengan kata hati hamba.”

“Tapi aku tak secantik putri dalam cerita, kau mungkin akan menyesal nantinya. Jadi pulanglah. Lupakan keinginanmu.” 

“Apakah Yang mulia menolak, Hamba?” dia mendekat.

“Tidak demikian, Pangeran. Aku hanya ingin kau tanyakan hatimu lagi. Aku ingin kau tak menyesal di kemudian hari. Kau begitu tampan, tentu kau layak mendapatkan yang lebih cantik dariku.”

“Jika bukan karena Yang Mulia menolak hamba, tidak ada alasan bagi Hamba untuk pulang dengan sayap patah. Pada Yang Mulia hamba ingin pulang, menjadikan Yang mulia sebagai rumah dalam kehidupan hamba...”

“Tapi aku tak cantik, dan kau layak mendapatkan yang seanggun dirimu, duhai Pangeran tampan.”

“Apalah arti sebuah kecantikan badani, Yang Mulia. Semua manusia adalah cantik, semua juga akan menua dan melewati masa-masa kecantikan itu kemudian mati. Hingga nantinya hanya akan jadi kerangka dalam kubur. Tak ada yang sempurna dalam hidup ini, Yang mulia. Di mata hamba, kecantikan hati Yang Mulia jauh melebihi kata cantik yang pernah hamba tahu.”

 

Seminggu kemudian, negeri Takada berpesta untuk pernikahan sang Putri dan Pangeran tampan. Wajah sang putri pun kembali cantik setelah segurun burung Gereja berdoa untuknya. Seluruh rakyat berbahagia karena putri yang mereka cintai menikah dengan pangeran pujaan semua putri di seluruh dunia, pangeran tampan yang punya Pegasus yang setia. 

 

Dan...semua hanya ada di Negeri Takada.

Jadi sekarang ya tetap Takada. He he he he hee

LEGENDA KITA

JUDUL : LUTUNG KASARUNG

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.


Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

LEGENDA RAKYAT KITA

JUDUL : ASAL-USUL KOTA BANYUWANGI

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. 


“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.

“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia. 

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa. 

Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya. 

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan. 

“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang. 

Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat. 

Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

LEGENDA RAKYAT

JUDUL : CINDELARAS

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. “Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri,” pikirnya. 


Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah. Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.

Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh,” kata patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya. Raja menganggung puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri. 

Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur. “Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku.” Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Anak ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan! “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…” 

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam Cindelaras tidak terkalahkan. Ayamnya benar-benar tangguh. 

Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras. 

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?” Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,” ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya baginda keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda.” 

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. “Aku telah melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra. “Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,” lanjut Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.

LEGENDA RAKYAT

judul : BATU GOLOK

Pada jaman dahulu di daerah Padamara dekat Sungai Sawing di Nusa Tenggara Barat hiduplah sebuah keluarga miskin. Sang istri bernama Inaq Lembain dan sang suami bernama Amaq Lembain 


Mata pencaharian mereka adalah buruh tani. Setiap hari mereka berjalan kedesa desa menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi.

Kalau Inaq Lembain menumbuk padi maka kedua anaknya menyertai pula. Pada suatu hari, ia sedang asyik menumbuk padi. Kedua anaknya ditaruhnya diatas sebuah batu ceper didekat tempat ia bekerja.

Anehnya, ketika Inaq mulai menumbuk, batu tempat mereka duduk makin lama makin menaik. Merasa seperti diangkat, maka anaknya yang sulung mulai memanggil ibunya: “Ibu batu ini makin tinggi.” Namun sayangnya Inaq Lembain sedang sibuk bekerja. Dijawabnya, “Anakku tunggulah sebentar, Ibu baru saja menumbuk.”

Begitulah yang terjadi secara berulang-ulang. Batu ceper itu makin lama makin meninggi hingga melebihi pohon kelapa. Kedua anak itu kemudian berteriak sejadi-jadinya. Namun, Inaq Lembain tetap sibuk menumbuk dan menampi beras. Suara anak-anak itu makin lama makin sayup. Akhirnya suara itu sudah tidak terdengar lagi.

Batu Goloq itu makin lama makin tinggi. Hingga membawa kedua anak itu mencapai awan. Mereka menangis sejadi-jadinya. Baru saat itu Inaq Lembain tersadar, bahwa kedua anaknya sudah tidak ada. Mereka dibawa naik oleh Batu Goloq.

Inaq Lembain menangis tersedu-sedu. Ia kemudian berdoa agar dapat mengambil anaknya. Syahdan doa itu terjawab. Ia diberi kekuatan gaib. dengan sabuknya ia akan dapat memenggal Batu Goloq itu. Ajaib, dengan menebaskan sabuknya batu itu terpenggal menjadi tiga bagian. Bagian pertama jatuh di suatu tempat yang kemudian diberi nama Desa Gembong olrh karena menyebabkan tanah di sana bergetar. Bagian ke dua jatuh di tempat yang diberi nama Dasan Batu oleh karena ada orang yang menyaksikan jatuhnya penggalan batu ini. Dan potongan terakhir jatuh di suatu tempat yang menimbulkan suara gemuruh. Sehingga tempat itu diberi nama Montong Teker.

Sedangkan kedua anak itu tidak jatuh ke bumi. Mereka telah berubah menjadi dua ekor burung. Anak sulung berubah menjadi burung Kekuwo dan adiknya berubah menjadi burung Kelik. Oleh karena keduanya berasal dari manusia maka kedua burung itu tidak mampu mengerami telurnya.

ss501

ss501
prince

ss501

ss501
prince