JUDUL : SUMUR AJAIB
Dulu... dulu sekali... di sebuah istana di
dengan Julia, gadis cilik anak pelayannya.
Suatu hari di musim gugur, badai mengamuk
selama berhari-hari dan kedua anak kecil itu tak dapat bermain di taman. Agar
mereka tidak bosan ibu Julia mendongeng.
“ Cerita ini sungguh-sungguh terjadi,” katanya.
Mereka bertiga duduk di depan perapian yang hangat.
“Di puncak bukit sana, dekat istana ini,”
lanjutnya “ada sumur ajaib. Jika kau menjenguk kedalamnya dan memandang airnya
lama-lama, kau akan melihat pemandangan indah yang tak ada duanya di dunia
ini.”
Lalu ibu Julia menceritakan
pemandangan-pemandangan indah yang katanya dilihat oleh para petani yang
kebetulan lewat dan menjenguk ke dalam sumr itu.
James sangat tertarik. Semalaman ia tak bisa
tidur. Pagi-pagi ia bangun, mendaki bukit kecil, dan mengintip ke dalam air
sumur yang gelap. Dan... sejak saat itu, tak ada seorangpun yang melihatnya
lagi.
Tahun demi tahun berganti. Julia tumbuh
menjadi gadis cantik, tapi dia tidak melupakan anak lelaki kawan bermainya di
waktu kecil. Suatu hari dia berjalan-jalan mendaki bukit dan sampai ke sumur
itu. Dia teringat akan dongeng ibunya.
“Apakah ini yang disebut sumur ajaib?” pikirnya sambil menatap air kelam di
dasar sumur.
Mula-mula dia tidak melihat sesuatu yang aneh,
tapi sedikit demi sedikit air kelam itu berubah menjadi jernih, seolah-olah ada
cahaya menyinarinya.
Gadis itu melihat sebuah taman yang indah,
istana megah dengan puluhan menara dan beratus-ratus bendera berkibar-kibar.
Suatu arak-arakan yang terdiri dari para pangeran dan putri-putri anggun keluar
dari gerbang istana. Paling depan berjalan seorang pemuda yang dikenalnya.
Ya... Julia mengenalinya.
“James!” serunya.
Istana dan taman itu bergoyang. Air sumur
menggelegak lalu... terlontarlah pemuda itu dari dalam suur.
James telah kembali setelah sepuluh tahun
hilang.
Orang tua James tersenyum sambil menangis
karena terharu dan bertanya padanya, kemana saja dia selama ini.
“Aku menatap air sumur ajaib,” kata James “dan
melihat seorang eri yang cantik sekali. Dia tersenyum padaku. Dipegangnya
tanganku dan dibimbingnya aku masuk ke dalam sumur. Kami pergi ke sebuah istana
megahpenuh dengan hadirin anggun yang asyik berpesta. Tapi kuminum anggur dari
buli-buli terlarang. Kemudian segalana berubah peri cantik itu menjelma menjadi
perempuan ompong, pangeran-pangeran dan para putri menjadiorang-orang kerdil.
Semua bertampang seram. Aku terpenjara sampai akhirnya... seorang kawan yang
setia datang menjenguk ke dalam sumur dan memanggil namaku.”
Betapa berterimakasihnya James kepada Julia
dan betapa senangnya dia bisa kembali berkumpul dengan orang-orang yang
dicintainya. Sudah jera ia. Takkan lagi dia menatap air Sumur Ajaib!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar